Apa susahnya, jika datang bilang "permisi"..???

Angin...
Udara...
Api...
Tanah...
Tiba-tiba saja berubah raut muka.
"Nyaman hilang, Tantangan membentang."
 Begitu kira-kira gambar yang terpampang.
 Ada apa, salah apa?

Sekelumit kata tentang perubahan menyekat hati.
Itu pula yang membuat segalanya jadi terasa asing.
Bukankah memang manusia harus berubah?

Aroma kesejukan menghambur sembari pintu-pintu membuka kunci.
Mengungkapkan perasaan masing-masing.
Segalanya..
tentang cemburu...
Marah...
Dengki...
Tapi, kepada kepedulian kiranya inti semua ini.

Cukup berani mereka mengungkap perhatian.
Bahkan Lebih daripada berani.

Bagaimana dengan hati?
Pintu sudah diketuk, kemudian ada yang masuk.
Duduk, dan hidangan menyambut perbincangan.
Darah mulai Menggigil,
Gagap...
Panas...
Dingin..
Meriang... (Kampret....!!)

Sekedar duduk disampingnya saja, dibutuhkan keberanian yang luar biasa.
Seorang petarungpun, bisa berubah menjadi banci.

Tak usah pergi jauh.
Dia sudah duduk di ruang tengah.
Kenyaman semacam apa lagi yang dicari?

Perlukah memakai penutup wajah & pelindung tubuh,
Serta mempersiapkan keranda, dan segala macam alat pemakaman?
Hanya untuk sekedar berkata "aku....." (Kampret...!!!)

Untuk menutupi ketidak berdayaan, satu kalimat terucap;
"Kenapa kau datang tak bilang permisi?"


Dia tak kenal kompromi, dia memang gila, dia datang tak di duga, tak bisa di ukur dengan apapun. tak bisa di jelaskan...

Komentar

rweena Osaka Osaka mengatakan…
makanya harus selalu siap sedia !!
Mohammad Dasikahudi mengatakan…
permisi.....
wkwkwkwkwkwkwkwk...
shut up....!!!!
IKHa IKHa mengatakan…
kulonuwun kangmas....
GroengerinE Ari mengatakan…
Wheh.. jeng.
panjenengan tho?

tepangaken, meniko .....
IKHa IKHa mengatakan…
namaku jeng Kunti
Mohammad Dasikahudi mengatakan…
hwa...hwa..wha..