Mahameru 2007 (Part 2)

Part 1 Here

(PART 2)
Malam itu, kami berangkat ke Jawa timur. Aku angkat carier, timbul rasa heran. Mengapa tak terasa berat bebanku kali ini. Padahal yang aku bawa ini perlengakapan dan bekal selama tuj
uh hari. Tujuh hari? Ya, tujuh hari. Seperti izin yang diberikan HRD untukku mengambil cuti. Naik gunung saja selama tujuh hari? Naik gunung atau persiapan nikah? Terserahlah.. Semisal aku jelaskan kepada HRD-pun, kukira tak bakal paham.

Aku berangkat dengan perasaan
seperti akan mengunjungi seorang kekasih. Suka, Gembira, agak nerveous juga. Otakku kosong. Cuma ada kosakata semeru dan semeru. Sengaja kami berenam menuju Jember dahulu. Ada seorang kawan yang menunggu disana. Turun dari bus,  Indi kawan kami, telah siap untuk membawa kami ke rumahnya. Masuk rumah, sudah dipersiapkan makanan. di Meja tersedia Ikan laut segar entah itu apa namanya. setelah berbasa-basi dengan orang tua Indi, tanpa komando dari si empunya rumah, langsung hajar meja makan. maklumlah, semalam di Bus tak ada satu orangpun yang berjualan makanan. Padahal perjalanan Solo-Jember kami tempuh selama 8 jam. Sekarang perut berontak tak karuan.

Siang ini di Jember terasa agak panas. kami membongkar semua isi carier. Memeriksa ulang perlengkapan & perbekalan, di selingi canda tawa. Saling mengingatkan satu sama lain. Ada puluhan item barang yang harus ada di dalam carier ini. Dari mulai jarum jahit & kancing baju, hingga Kantung tidur harus ada. Jika sampai ada yang kurang, biasanya si Yudi yang langsung marah-marah. Kali ini bekal semua kawan-kawan lengkap.

Panas begini ada terpikir untuk kita pergi ke Pantai. Apalagi tak jauh tempat Indi dari Uluwatu. Siang itu Uluwatu sepi. Sembari memandang laut lepas,  ada teriakan-teriakan untuk melepaskan segala beban. Ardi & Alin asyik berlarian di atas pasir. Mereka melepaskan penat dengan cara masing-masing. Yang lain duduk-duduk saja di pinggir pantai, termasuk salah satunya aku.

Sepulang dari pantai, Matahari sudah
tenggelam. Suasana gelap, mobil tak bisa melaju kencang. Apalagi Indi memilih jalan melewati tengah sawah. Bukan jalan yang semestinya. Yudi iseng menghidupkan Music di Ponsel dia. Kampret... dia memilih lagu lingsir wengi, lagu yang katanya memanggil kuntilanak. Suasana dalam mobl hening. Semuanya terpaku melihat jalan di depan yang hanya diterangi lampu mobil kami yang kira-kira jarak pandang cuma 5 meter. Aku melirik kiri, bener-bener gelap. Di sebelahku ada Tammy & Ardi. Aku tak menghiraukan mereka berdua.

Tiba-tiba Mobil ini berhenti. Slompret... gelap! kami semua tak bergeming. Hanya bisa menunggu Indi menghidupkan mobil ini. Aku rasa ada angin yang meniup tengkukku.  Semua jendela sudah aku tutup. kenapa ada angin masuk. AKu minta yudi untuk mematikan music di ponselnya. Aku hanya mendengar suara angin. Sesekali dibarengi suara desingan dinamo stater mobil.  Diamput... aku bener-bener kaget. Ada tangan halus yg memegang pinggangku. Dibarengi bau yang lumayan tak sedap. Kampret..  Pasti kuntilanak. Di tengah gelap gini, apalagi tadi lagu lingsir wengi itu. lengkap sudah. Mampuslah kita. aku cuma terdiam, tak berkutik sama sekali. tapi, dengan bau ini aku tak tahan pula.

masa'  KUNTILANAK
...???

part 3 here

Komentar

bune yasmin mengatakan…
Takuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuutttt!
GroengerinE Ari mengatakan…
yahh...
kok gitu sih..
Lho kok...
zaenap danakitri mengatakan…
dari menghajar meja, teriak2 di laut, sampe mambu kuntilanak? sungguh masa cuti yg berbobot!
GroengerinE Ari mengatakan…
nanti masih ada seru-serunya lagi mbak.
tunggu tanggal mainnya.
He..he..he..