Habis Ketemu Enggar (Gatra) banyak omongan dia yg jadi pikiranku semaleman.
gimana nggak kepikiran, apa yg dia omong'in jg jd dilema-ku selama ini.
semacam pembenaran ttg ideologiku sendiri.
Seniman itu nggak harus kelihatan Kumuh, pemalas, selalu nggak tepat waktu.
nggak bisa kayak gitu. nggak bisa seenaknya.
ada cerita; seorang temen enggar yg datang ke studio, terus tidur.
meski cuma tidur, ini sebenernya juga ngGanggu yg lain.
datang kesini itu buat berkarya.
kalo mo cari inspirasi (salah satu alasan buat pembenaran tidur) bukan disini tempatnya.
tak kalah lucu ada seorang kawannya lagi yg sholatnya rajin, ibadahnya taat, mengaji jg sering.
tapi, karya dia nggak laku-laku. malah yang jarang Ibadah laku kenceng.
sampai si "taat ibadah" ini tadi cari orang pintar buat "penglaris." (Stress kali ya?)
Enggar bilang; kamu taat beragama, tapi kok melakukan itu.
Kamu meragukan Tuhanmu? Karya saya laku, karena memang itu rezeki dari Tuhan buatku.
Dan saya berusaha mengambilnya.
Bukan cuma meminta padaNya.
Kerja ini Ibadah.
tentang hasil yang didapat, itu karena Berkah dari Tuhan.
Disetiap dzikir, menghadap ke barat, dengan pakaian terbaik, minimal 5 kali setiap waktu.
mungkin masih kalah dariku.
aku berdzikir setiap waktu.
setiap gores karyaku ada teriakan dzikir di di dalamnya.
sampai pantat menghitam & tangan kesemutan berdzikir minta sama Tuhanmu,
tak bakal Dia kasih Rezeki, Jika kau tak berusaha.
pertemuan dg Enggar tadi memberi satu pemahaman.
saya yang jarang beribadah seperti kebanyakan para "Taat beribadah" saja di beri berkah senikmat ini.
seluas apa ya, Berkah para "Taat Ibadah" itu?
satu yang selama ini belum saya sadari sepenuhnya.
Kerjaku ini adalah Ibadah.
setiap karya yg selesai, ternyata di dalamnya ada seruan Do'a pula.
Namun, harus pula di pahami.
Ibadah itu juga ada standartnya.
apa gunanya seorang Muslim berbuat baik, jika tak pernah Sholat?
ini Standart Mutlak.
Tuhan Maha Adil...
*( Thanks yo Pak Enggar..!!!
gimana nggak kepikiran, apa yg dia omong'in jg jd dilema-ku selama ini.
semacam pembenaran ttg ideologiku sendiri.
Seniman itu nggak harus kelihatan Kumuh, pemalas, selalu nggak tepat waktu.
nggak bisa kayak gitu. nggak bisa seenaknya.
ada cerita; seorang temen enggar yg datang ke studio, terus tidur.
meski cuma tidur, ini sebenernya juga ngGanggu yg lain.
datang kesini itu buat berkarya.
kalo mo cari inspirasi (salah satu alasan buat pembenaran tidur) bukan disini tempatnya.
tak kalah lucu ada seorang kawannya lagi yg sholatnya rajin, ibadahnya taat, mengaji jg sering.
tapi, karya dia nggak laku-laku. malah yang jarang Ibadah laku kenceng.
sampai si "taat ibadah" ini tadi cari orang pintar buat "penglaris." (Stress kali ya?)
Enggar bilang; kamu taat beragama, tapi kok melakukan itu.
Kamu meragukan Tuhanmu? Karya saya laku, karena memang itu rezeki dari Tuhan buatku.
Dan saya berusaha mengambilnya.
Bukan cuma meminta padaNya.
Kerja ini Ibadah.
tentang hasil yang didapat, itu karena Berkah dari Tuhan.
Disetiap dzikir, menghadap ke barat, dengan pakaian terbaik, minimal 5 kali setiap waktu.
mungkin masih kalah dariku.
aku berdzikir setiap waktu.
setiap gores karyaku ada teriakan dzikir di di dalamnya.
sampai pantat menghitam & tangan kesemutan berdzikir minta sama Tuhanmu,
tak bakal Dia kasih Rezeki, Jika kau tak berusaha.
pertemuan dg Enggar tadi memberi satu pemahaman.
saya yang jarang beribadah seperti kebanyakan para "Taat beribadah" saja di beri berkah senikmat ini.
seluas apa ya, Berkah para "Taat Ibadah" itu?
satu yang selama ini belum saya sadari sepenuhnya.
Kerjaku ini adalah Ibadah.
setiap karya yg selesai, ternyata di dalamnya ada seruan Do'a pula.
Namun, harus pula di pahami.
Ibadah itu juga ada standartnya.
apa gunanya seorang Muslim berbuat baik, jika tak pernah Sholat?
ini Standart Mutlak.
Tuhan Maha Adil...
*( Thanks yo Pak Enggar..!!!
Komentar