Kapal Minyak...

Saya sempat naik perahu ke Nusa Kambangan. sebenarnya, tak ada Niat buat berlayar (istilahnya agak keren. He..he..he..) Tapi, akhirnya seorang tukang Perahu berhasil mempengaruhi kami untuk menggunakan jasanya.

Fitri menjadi Guider, menjelaskan apapun yang saya tunjuk. Ternyata, jarak antara Pulau Jawa dan Nusa Kambangan itu tak terlalu jauh. di daerah Lapas klas 1 Batu, tempat Amrozi hanya kira2x 300-500 meter. saya bilang sama Fitri, "Wah, kalo mo lari, ini sih gampang." Fitri dengan muka serius menjawab. "belum sampai seberang, pasti udah ilang. ini kan palung." Waaa... tak ada lagi kata terucap selain tangan saya berpegang erat ke perahu. Hiii....

kawan saya yang lain melihat Kapal Tanker sedang bersandar, mengisi minyak. Dia takjub dengan kemegahan kapal tadi. "Indonesia Hebat ya. punya kapal segede ini." katanya. Fitri ambil suara lagi. "Liat saja Benderanya. apa sekarang Indonesia suadah berubah warna Benderanya?" Setelah jarak dekat, barulah kami tahu, Kapal itu berbendera Panama. Hiks..

di sebelahnya, ada kapal yang hampir sama besarnya. sudah penuh karat pula. kawan saya tadi, menyeletuk lagi "disini juga tempat service kapal? liat tuh... ada kapal rongsok yang bersandar." Tak disangka, di buritan Kapal Tanker tadi berkibar sang saka merah Putih. Wadauw...

saya sempat Heran, kenapa ada kapal asing yang mengambil minyak disini. Fitri bilang, di Cilacap ini adalah tempat pengolahan minyak. Di Cilacap tak ada tambang minyak. Walah... berarti Kapal berbendera panama tadi, ngapain? mengambil minyak kita? Tetapi yang saya tahu minyak kita di olah di luar negeri juga. Kemudian kembali lagi ke Indonesia. Pantaslah harga Bahan bakar di Indonesia mahal. minyak yang kita konsumsi sehari-hari itu harus ke luar negeri dulu, sebelum menjadi bahan bakar siap pakai.

Tak Tahulah, ketika itu pikiran saya hanya satu...
segeralah perahu yang saya tumpangi keluar dari Palung Laut ini.

Komentar