HAbibie Muncul lagi...

"Rakyat disuruh membeli Minyak-nya sendiri". Itu yang dibilang Kwik Kian Gie. Di gambarkan oleh Kwik, bahwa sumber daya alam itu milik rakyat. kemudian sumberdaya alam ini di Ambil dan di olah serta dijual kembali kepada rakyat. Bahkan dia sempat menyinggung, sebenarnya ada kelebihan harga minyak. Harga yang harusnya cuma Rp. 640,- dijual sampai Rp.4.500,- (bensin) nah, dimana kelebihannya? Kok, sampai Presiden SBY bilang kalo' APBN kali ini jebol. Hlah..??

Tentu saja Wapres Jusuf Kalla tak tinggal diam mendengar penjelasan Kwik Kian Gie. berapa banyak infrastruktur yang harus dibangun. berapa banyak Pegawai Negeri yang harus digaji. Salah satu keuntungan dari Minyak itu, diberikan kepada mereka.
(Atau gini saja pak..., Tahun depan gak usah ada CPNS?)

Beda dengan B.J Habibie, dia bilang. OKE... Harga minyak naik. Tapi, harus ada kompensasi atas semua ini. misalnya Pendidikan gratis, kesehatan gratis, perhubungan dll.. namun, kesemua itu harus ada persiapan terlebih dahulu. rakyat sekarang sudah cukup menderita. secara relatif, pengangguran di Indonesia turun. tapi, secara Absolut naik tak terhingga. (secara gitu loh...)

Indonesia sudah carut marut. sesuatu yang menguntungkan langsung di jual ke asing. itu yang dibilang Amin Rais. ada 44 BUMN yang sudah dijual. (Go Public... istlahnya JK). Kemudian, sekarang Garuda Indonesia. yang tahun ini sudah mulai menguntungkan, dijual Pula. Semacam Indosat, kemudian Blok Cepu. Indonesia mau makan apa?

Pada Intinya, banyak sekali kemunduran Indonesia. Hilangnya Timor-Timur (Habibie bilang Timor-Timur tak ada dalam Konstitusi Proklamasi), kemudian Batik (Versi JK, Malaysia hanya mematenkan cara pewarna'an yang lebih baik saja..) dan masih banyak yang aset negara melayang.

Ir. Soekarno pernah bilang; "sekarang berjuang menghadapi bangsa asing, suatu saat nanti kalian akan lebih sulit untuk berjuang menghadapi bangsa sendiri'. mengutip dari bait Ahmad Dhani lagi "Bangsat..bangsat bertopeng anak bangsa, raja-i hukum rimba... Asah Otak, tajamkan pandang... MASIH BANYAK YANG TERTINGGAL".

Coba kita cermati. Sebenarnya berguna nggak sih, dialog Wapres sama mantan-mantan Pejabat "penting" negara itu? sejauh ini saya belum menemukan titik terang langkah ke depan. hanya sekedar saling menguliti kenangan dan kesalahan saja.

Komentar