Provokasi

Disebabkan oleh dorongan, manusia melangkah. Entah dorongan dari dalam maupun dari luar dirinya. Apakah semua itu terjadi pada manusia ? Harus..!! Apa guna hidup bila tidak untuk melangkah.
Menjadi persoalan adalah dorongan kemanakah itu ? menjadi baik jika dorongan itu ke arah terang. Menjadikan manusia lebih maju, lebih hebat dari hari kemarin. Namun, meyedihkan bila dorongan itu membuat manusia berdiri di batas tebing.
Seorang anak manusia terus berlari menghindari masa lalu. Berhasilkah ? di dorong kebutuhan akan hidup, dia berusha mati – matian membuktikan dirinya dapat sebersih kapas. Walau terkadang masih terseret di lobang hitam yang tidak di inginkan. Lobang yang pernah ia gali. Sudah pantaskah jalan yang ditempuh sang anak ini? Akankah dia akan menjadi bukan anak lagi? Mungkin, sang waktu akan terus berlalu.
Keinginan muncul tak terduga. Kadang ketika merayap di bawah tanah, kadang ketika terbang di awang – awang. Sang waktu pun juga tidak dapat memastikan. Begitu mudah pula hasrat itu hilang. Sifat manusia.
Caci dan cela menjadi sebuah dorongan bagi sebagian manusia untuk bergerak. Tidak sedikit juga, hal. itu menjadi beban yang menyekat nadi. Dan akhirnya mati tidak maju lagi ( Tangerang, 3 September 1999 )

Komentar