Rindu Matahari


Semalaman, mata tak mau terpejam kembali. Tak ada yang bisa & sedang dikerjakan.
Mencari aktivitas dengan personal-personal yang lain.
Namun, belum sempat rasa kantuk itu menyerangku, mereka sudah mulai tumbang satu-persatu.
Maklum, saat ini sudah lewat Tengah malam.
Masih mencoba mencari kesibukan.
Yang akhirnya membawa langkah kaki naik ke lantai Atas.
Dan pilhan jatuh pada kotak di Pojok Ruangan. Pikiran masih saja melayang. melayang sebab tak ada yang dipikirkan.

Aku mungkin merindumu, ingin bercumbu denganmu. tapi, kau sudah berada di seberang sana. dan mungkin pintu rumahmu sudah di masuki orang lain. tapi, aku bersedia menunggu. meski tanpa kepastian, dan tak tahu smp kapan mampu menunggu.

Tak terasa, lamunan itu membawa malam ini berlalu begitu cepat. Sinar matahari menyapa di balik Jeruji Jendela. Semburat merahnya mengangkat kepalaku dari sandarannya, menarik kakiku untuk menghampirinya.

Matahari.....
Hari ini dia mengingatkan aku pada Gunung, lembah, Tebing, mata Air, Pohoh, Hutan.
dan mengingatkan aku padamu.
serta untuk tak melupakan-Nya.


(Lantai 2 Samirono castle, 26 Februari 2008)

Find More:
"Click Here"

Komentar